Larantuka – Di hari ulang tahunnya yang ke-37, Senin (9/1/2023), Maksimus Masan Kian resmi meluncurkan Simpul Kreasi Nusantara atau disingkat SINKRON , sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, literasi, seni, budaya, kepemudaan, pariwisata, dan digitalisasi. Peluncuran ini berlangsung di kediamannya di Kelurahan Sarotari Timur, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Turut hadir mendampingi dalam peluncuran ini sejumlah tokoh pendidikan dan literasi Flores Timur, antara lain Zaeni Boli (Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Flores Timur), Ferdinandus Boro Nama (Sekretaris PGRI Flores Timur), Benediktus Bereng Lanan (Pengurus AGUPENA Flores Timur), Yan Surachman (Guru IPA SMPN 1 Lewolema), dan Agnetis Da Noa (Guru Bahasa Inggris SMPS Katolik Baipito Watowoti).
Dalam sambutannya, Maksimus yang juga menjabat sebagai Ketua PGRI Flores Timur—menyampaikan bahwa peluncuran SINKRON merupakan bentuk perwujudan mimpinya sejak lama.
“Saya suka tantangan, senang belajar hal baru, dan hobi berorganisasi. Lembaga ini lahir dari pengalaman, pengetahuan, dan jaringan yang saya bangun selama ini. Hari ini, di usia saya yang ke-37, saya ingin menantang diri lagi dengan menghadirkan SINKRON,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa SINKRON tidak memiliki struktur organisasi yang kaku. Lembaga ini lebih berbentuk jaringan SDM yang dinamis dan saling menginspirasi.
“Kami ingin menghimpun orang-orang dengan mimpi besar dan imajinasi kuat, untuk berbagi dan belajar bersama. Harapannya, ke depan SINKRON juga bisa membuka peluang kerja bagi generasi muda,” jelasnya.
Maksi juga menceritakan rekam jejaknya dalam dunia organisasi pendidikan sejak menjadi guru pada tahun 2010. Ia pernah mendirikan Forum Peduli Pendidikan Flores Timur (2012), menjabat Sekretaris PGRI Cabang Demon Pagong (2013), Sekretaris Umum PGRI Flores Timur (2016), serta memimpin AGUPENA Cabang Flores Timur selama dua periode sejak 2015.
“Setelah mengakhiri kepemimpinan di AGUPENA, saya sudah menyiapkan mimpi berikutnya—mendirikan lembaga mandiri yang cakupannya menjangkau seluruh Nusantara,” tambahnya.
Nama SINKRON sendiri memiliki makna mendalam. Akronim ini berasal dari gagasan Simpul, Inspirasi, Kreasi, Nusantara. Menurut Maksi, “sinkron” menggambarkan sinergi dan keselarasan antar elemen dalam berkarya dan bergerak. Ia mendapat ilham saat jalan pagi di Kota Larantuka, sementara akronim tersebut diberikan oleh Ferdinandus Boro Nama dalam obrolan santai di teras rumahnya.
Zaeni Boli mengapresiasi langkah ini dan menyebut Maksi sebagai sosok yang tak pernah berhenti bergerak. “Maksi yang saya kenal selalu punya mimpi besar. Kami yang di sekitarnya akan terus memberikan dukungan,” ujar Zaeni.
Dengan peluncuran SINKRON, diharapkan Flores Timur memiliki satu lagi wadah kreatif dan produktif yang tidak hanya memberi warna di tingkat lokal, tapi juga menjangkau Nusantara. Sebuah langkah kecil dari Larantuka untuk Indonesia.